Kesempurnaan Dalam Kristus Yesus

Ibrani 10 : 5 – 10

1. Pengantar

a. Beberapa teks bacaan yang berhubungan dengan khotbah, antara lain : Yesaya 52: 7 – 10; Mazmur 98; Ibrani 1: 1 – 12; John 1 : 1 – 14

b. Dalam Perjanjian Lama, khususnya di Yesaya 52:10, keselamatan yang dari Tuhan Allah diberikan melalui: “TanganNya yang Kudus/The Arm of God“. Dan juga dalam Psalm 98: 1: “oleh tangan kanan-Nya, oleh lenganNya yang kudus/The Arm of God.”

c. Different sense of incarnation and embodiment than found in John and Hebrews. TanganNya yang Kudus yang disebut dalam Yesaya dan Psalm nyata dalam Firman yang telah menjadi daging. Dan kelematan dikerjakan di dalam Dia, yaitu Firman yang sudah menjadi daging.

2. Iktisar Kitab Ibrani

a. Satu karya iman yang indah dan berani untuk mengungkapkan keutamaan Kristus di atas segala sesuatu. Yesuslah kesempurnaan itu dan di dalam Dia segala sesuatu disempurnakan (baca: diselamatkan) sekali untuk selama-lamanya.

b. Lebih dekat pada pasal 12 : 2 – 6

– Sekali lagi, sejak Perjanjian Lama Tangan Tuhan yang kudus itulah yang memberi keselamatan. Sedangkan korban persembahan itu sendiri ialah bentuk lain dari perwujudan pertobatan dan penyesalan. Oleh karena itulah maka korban persembahan itu tidak dapat berlangsung sekalai untuk selama-lamnya.

– Jelas sekali hubungan antara pertobatan dengan korban persembahan. Karena korban persembahan yang berkenan bagi Tuhan Allah hanyalah korban persembahan yang diberikan dengan ketulusan hati. Dengan kata lain “kesucian” menjadi kata kunci untuk korban persembahan tersebut. Oleh karena itulah maka penebusan itu tidak mungkin dilakukan oleh hewan kurban persembahan. Satu-satunya yang dapat melakukan hal itu hanya Dia, yaitu Kristus Tuhan yang suci (baca: Ibrani 1: 1- 12).

3. Reflections

a. Menyadari bahwa jemaat yang berada di dalam Kristus Yesus telah disempurnakan dalam penebusanNya sekali untuk selamanya.

b. Jemaat semakin mengenal dan mensyukuri kasih karunia Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus

c. Sebagai orang yang ditebus, jemaat mengerti bagaimana seharusnya hidup berkenan bagi Dia. Tahu yang benar/baik dan melakukan yang benar/baik (Ortodoksi yaitu ajaran yang benar harus berakhir/bermuara pada Ortopraksis yaitu praktek hidu yang benar)

D. Not only say something about Jesus (baca: I am a Christian), but do something like Jesus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *